Strategi Nasional di Tengah Tantangan Global: Analisis Perdagangan Sawit Indonesia–China
DOI:
https://doi.org/10.61787/36w9cf29Keywords:
Perdagangan Minyak Sawit, Ekspor CPO, Industri Sawit Indonesia, ChinaAbstract
Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia memegang peranan penting dalam perdagangan global komoditas ini. Dengan proyeksi produksi mencapai 53,6 juta ton pada tahun 2025, sebagian besar pasokan ditujukan untuk konsumsi domestik dan program biodiesel B40. China menjadi salah satu pasar utama, meskipun pada 2024 terjadi penurunan impor akibat harga yang kurang kompetitif. Namun, tren positif diprediksi akan muncul kembali pada 2025 seiring penurunan harga dan ketegangan dagang global yang menguntungkan posisi Indonesia. Artikel ini menganalisis peluang, tantangan, dan strategi perdagangan minyak sawit Indonesia ke China melalui pendekatan secondary research. Hasil kajian menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif dari sisi biaya produksi, kapasitas lahan, dan dukungan kebijakan. Namun demikian, tantangan serius datang dari hambatan non-tarif, tuntutan sertifikasi keberlanjutan, serta persaingan dengan Malaysia. Untuk menghadapi dinamika tersebut, strategi yang disarankan mencakup penguatan diplomasi perdagangan, percepatan hilirisasi industri, peningkatan produktivitas melalui peremajaan kebun, serta diversifikasi pasar ekspor. Penelitian ini merekomendasikan sinergi antara kebijakan domestik dan kerja sama bilateral sebagai kunci dalam mempertahankan daya saing dan keberlanjutan industri sawit Indonesia dalam lanskap perdagangan internasional yang semakin kompleks.